Mengutip dari Kompas, inilah yang terjadi dalam 1 menit di internet:
- 66.000 foto diunggah di Instagram
- 1,7 juta konten dibagikan ke Facebook
- 347.000 twit di Twitter
- 500 jam video diunggah di YouTube
Dari statistik di atas, dapatkah Anda membayangkan betapa sulitnya menarik perhatian audiens di tengah ribuan konten yang diunggah setiap harinya ke internet?
Meski demikian, Anda masih tetap bisa mengatasinya dengan memanfaatkan strategi content marketing.
Dalam panduan ini, kita akan membahas apa itu content marketing, manfaatnya, hingga bagaimana cara membuatnya.
Mari kita mulai.
Apa itu Content Marketing?
Menurut CMI, content marketing adalah sebuah pendekatan strategis dalam pemasaran yang berfokus pada pembuatan dan distribusi konten yang bernilai, relevan, dan konsisten untuk menarik serta mempertahankan audiens yang terdefinisi dengan jelas. Tujuan akhirnya adalah untuk mendorong tindakan pelanggan yang menguntungkan.
Artinya, content marketing bukanlah metode pemasaran yang bersifat spontan atau kebetulan, tetapi ia direncanakan dan dilaksanakan dengan tujuan yang jelas.
Konten yang dibuat harus bermanfaat bagi audiens (bernilai), sesuai dengan kebutuhan atau minat mereka (relevan), dan dipublikasikan secara rutin (konsisten). Konten ini bisa berupa artikel, video, infografis, podcast, dan sebagainya.
Content marketing bertujuan untuk menarik audiens tertentu yang memang relevan dengan produk atau layanan yang ditawarkan dan menjaga mereka tetap engage dengan bisnis Anda.
Tujuan akhirnya adalah agar audiens melakukan tindakan yang menguntungkan bagi bisnis, seperti melakukan pembelian, berlangganan layanan, atau berinteraksi lebih lanjut dengan sebuah brand.
Mengapa Content Marketing Itu Penting?
Faktanya, banyak bisnis yang masih meragukan pentingnya content marketing.
Beberapa bahkan menganggapnya hanya sebagai pengeluaran tambahan yang tidak terlalu diperlukan.
Namun, kenyataannya justru berbeda.
Content marketing adalah investasi yang sangat berharga untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Ini bukan hanya tentang menambah biaya, tetapi tentang membangun hubungan yang lebih kuat dengan audiens.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa content marketing sangat penting untuk bisnis Anda:
1. Dapat Meningkatkan Kredibilitas
Salah satu manfaat terbesar dari content marketing adalah kemampuannya untuk meningkatkan kredibilitas brand atau bisnis Anda.
Dengan menyajikan konten yang informatif, relevan, dan bermanfaat bagi audiens, Anda secara tidak langsung sedang membangun kepercayaan terhadap brand Anda.
Hal ini sangat penting karena, menurut sebuah studi, 81% pelanggan mengatakan bahwa mereka harus mempercayai sebuah brand terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu.
Ketika audiens merasa mendapatkan solusi atau jawaban atas masalah mereka melalui konten yang Anda buat, mereka akan semakin percaya pada brand Anda.
Jika Anda konsisten memproduksi konten berkualitas dan menampilkannya ke audiens Anda, maka secara otomatis reputasi brand Anda akan semakin baik.
Seiring waktu, audiens akan merasa lebih dekat dan lebih loyal terhadap brand Anda, yang tentunya akan berdampak positif pada perkembangan bisnis Anda.
Mereka tidak akan pindah ke lain hati atau melirik kompetitor Anda, karena mereka sudah percaya terhadap brand Anda berkat kredibilitas yang telah Anda bangun.
2. Dapat Meningkatkan Loyalitas Audiens
Content marketing yang berkualitas dapat membuat audiens Anda kembali lagi untuk mencari lebih banyak konten dari brand Anda.
Ketika Anda memberikan pengalaman positif—baik melalui website, media sosial, atau platform digital lainnya—dan audiens merasa puas dengan konten yang Anda sajikan, maka mereka akan semakin dekat dengan brand Anda.
Pengalaman yang menyenangkan ini akan membangun kesan baik, membuat mereka ingin terus melihat apa lagi yang Anda tawarkan.
Singkatnya, konten yang menarik dan bernilai dapat membuat audiens betah dan setia mengikuti apapun perkembangan brand Anda.
Contohnya, jika Anda memiliki bisnis fashion dan rutin membagikan konten yang bernilai bagi audiens, seperti tips mix-and-match pakaian di media sosial, audiens Anda akan tertarik dan terus mengikuti update konten Anda untuk mendapatkan inspirasi baru.
Intinya, konten yang relevan, menarik, dan bermanfaat memberikan nilai tambah bagi audiens, sehingga mereka ingin terus kembali untuk menikmati lebih banyak konten dari Anda.
3. Dapat Meningkatkan Otoritas (Authority)
Dengan mem-publish konten-konten berkualitas, Anda dapat menunjukkan keahlian dan keunggulan dalam bidang yang Anda geluti.
Konten yang Anda buat bisa memperlihatkan bahwa Anda menguasai topik tertentu dan menjadi sumber informasi yang terpercaya dalam topik tersebut.
Jika konten Anda mampu menjawab pertanyaan audiens atau membantu mereka menyelesaikan masalah, audiens akan mulai menganggap Anda sebagai pakar di bidang itu.
Membangun reputasi sebagai ahli di bidang tertentu secara online tidak hanya meningkatkan kepercayaan audiens, tetapi juga dapat meningkatkan peringkat website Anda di hasil pencarian, seperti di Google.
Mesin pencari cenderung memprioritaskan konten dari sumber yang dianggap memiliki otoritas dan kredibilitas tinggi.
Sebagai contoh, seorang konsultan bisnis dapat membangun otoritas dengan membuat berbagai konten yang relevan dan bermanfaat.
Misalnya, ia rutin membagikan video pendek di media sosial yang berisi tips tentang cara meningkatkan penjualan atau mengelola keuangan untuk usaha kecil. Selain itu, ia bisa menawarkan e-book gratis berjudul “Strategi Pemasaran Digital untuk UMKM”, yang bisa diunduh audiens melalui website-nya.
Tidak hanya itu, konsultan ini juga bisa membuat podcast mingguan yang membahas tren bisnis terkini, sering kali dengan menghadirkan narasumber ahli lainnya.
Dengan konsisten memberikan informasi berharga, konsultan ini akan membangun citra sebagai pakar di bidang bisnis.
Ini akan membuat audiens lebih percaya dan lebih cenderung menggunakan jasanya ketika membutuhkan bantuan profesional untuk menyelesaikan masalah bisnis mereka.
4. Bisa Mendatangkan Leads Potensial
Salah satu tujuan utama dari aktivitas digital marketing adalah mendapatkan leads, yaitu calon pelanggan yang tertarik dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Content marketing memegang peranan penting dalam strategi ini, karena konten merupakan cara utama untuk menarik perhatian audiens dan membangkitkan minat mereka terhadap bisnis Anda.
Dengan content marketing, audiens dapat menemukan bisnis Anda secara online dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan cara yang mudah.
Konten yang Anda buat juga bisa menyertakan Call to Action (CTA), seperti tombol atau link yang mengarahkan audiens untuk melakukan suatu tindakan—misalnya mengisi formulir, mendaftar, atau menghubungi bisnis Anda.

Inilah yang membantu mengubah audiens menjadi leads.
Jika audiens merasa puas dengan konten yang Anda berikan, mereka akan lebih cenderung mengklik CTA dan mengunjungi landing page yang telah Anda siapkan.
Konten yang berkualitas tidak hanya membangun kepercayaan, tetapi juga mendorong audiens untuk melangkah lebih jauh—seperti memberikan informasi kontak atau membeli produk Anda.
5. Dapat Meningkatkan Nilai Konversi
Pada akhirnya, tujuan utama setiap bisnis adalah menghasilkan keuntungan, dan itu hanya bisa tercapai jika bisnis berhasil mengubah audiens menjadi pelanggan—atau yang dikenal sebagai konversi.
Konversi adalah tindakan yang diambil audiens sesuai dengan tujuan bisnis, seperti membeli produk, mendaftar, atau mengisi formulir.
Namun, di era digital ini, konsumen jauh lebih cerdas dan sudah jenuh dengan iklan-iklan yang terus-menerus muncul. Iklan tradisional seringkali tidak efektif karena audiens cenderung mengabaikannya.
Maka dari itu, menarik perhatian mereka hanya dengan menggunakan metode pemasaran konvensional menjadi semakin sulit.
Berbeda dengan iklan, content marketing menawarkan informasi yang bermanfaat dan relevan.
Konten yang baik mampu menarik perhatian audiens, membangun kepercayaan, dan akhirnya membuat mereka lebih mudah untuk mengambil keputusan membeli (konversi).
Kepercayaan ini terbentuk melalui kualitas konten yang diberikan oleh brand.
Untuk mendorong audiens agar mengambil tindakan lebih lanjut, penting untuk menyertakan Call to Action (CTA) dalam setiap konten, seperti yang sudah kita bahas di poin sebelumnya.
CTA berfungsi sebagai panduan yang jelas, memberi tahu audiens langkah apa yang seharusnya mereka lakukan selanjutnya—misalnya mengklik tombol “Beli Sekarang” atau “Daftar Gratis.”
6. Dapat Meningkatkan Performa SEO
Google dan mesin pencari lainnya kini semakin memprioritaskan konten berkualitas sebagai faktor utama dalam menentukan peringkat di hasil pencarian.
Dengan berbagai perubahan besar pada algoritma mesin pencari, Google mendorong bisnis untuk hanya mempublikasikan konten yang berguna dan relevan jika ingin mendapatkan posisi tinggi di halaman pencarian.
Itu artinya, jika bisnis Anda secara konsisten menerbitkan konten-konten berkualitas, maka visibilitas online Anda akan meningkat.
Konten yang baik tidak hanya menarik audiens, tetapi juga membantu upaya SEO Anda menjadi lebih efektif. Ini akan memudahkan audiens untuk menemukan website Anda di mesin pencari.
Memang, content marketing membutuhkan sumber daya, baik dalam bentuk waktu, uang, maupun tenaga. Namun, jangan melihat ini sebagai biaya semata. Anggaplah ini sebagai investasi jangka panjang.
Manfaat content marketing—seperti visibilitas yang lebih baik, SEO yang lebih kuat, dan daya tarik yang lebih besar bagi audiens—akan memberikan dampak positif bagi bisnis Anda, terutama di era digital yang semakin kompetitif ini.
Komponen Utama dalam Content Marketing
Sebelum membuat strategi content marketing, pastikan Anda memiliki komponen-komponen berikut ini agar strategi yang Anda buat bisa berhasil.
1. Brand Identity Guidelines
Agar content marketing Anda berhasil, penting untuk bisa mengkomunikasikan dengan jelas siapa brand Anda dan apa yang diwakilinya.
Identitas brand ini harus tercermin dalam setiap konten yang Anda buat.
Dengan kata lain, pesan yang Anda sampaikan melalui konten harus selaras dengan citra dan nilai-nilai yang ingin ditonjolkan oleh brand Anda.
Untuk itu, Anda memerlukan brand identity guidelines sebagai panduan dalam membuat konten.
Panduan ini memberikan petunjuk yang jelas tentang bagaimana konten brand Anda harus terlihat dan terasa.
Misalnya, panduan ini akan mengatur hal-hal seperti warna brand, logo, gaya bahasa dalam konten, serta jenis cerita yang ingin Anda bagikan.
Semua ini bertujuan untuk memastikan konsistensi dalam setiap komunikasi yang Anda lakukan.
Apa saja yang termasuk dalam brand identity?
Brand identity atau identitas merek terdiri dari beberapa elemen yang saling melengkapi, seperti potongan puzzle yang membentuk gambaran lengkap tentang merek Anda.
Tiga bagian utama dari brand identity adalah:
1. Brand Visual
Elemen visual yang mengidentifikasi merek Anda, seperti warna merek, logo, tipografi, dan gaya desain.
Di dunia digital, elemen-elemen ini memudahkan audiens mengenali merek Anda hanya dari penampilan visualnya.
Berikut contoh brand visual dari McD:

2. Brand Story
Cerita atau narasi yang menggambarkan tujuan, visi, dan misi merek Anda.
Brand story menjelaskan mengapa merek Anda ada dan apa yang membedakannya dari yang lain.
Storytelling yang baik akan membuat merek Anda lebih berkesan dan mudah diingat oleh audiens.
Ini brand story dari Nike:

3. Brand Value
Proposisi nilai unik yang hanya ada di merek Anda.
Apa yang membuat produk atau layanan Anda berbeda dan bernilai bagi pelanggan?
Merek Anda menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, dan ini harus jelas dalam setiap pesan yang Anda sampaikan.
Tujuan utama dari semua elemen ini adalah untuk merencanakan dan menerapkan identitas merek secara konsisten dalam setiap konten yang Anda buat.
Panduan merek yang jelas akan membantu tim Anda tetap fokus dan memastikan audiens selalu menerima pesan yang sama setiap kali berinteraksi dengan brand Anda.
Berikut adalah contoh brand value dari Nike, Google dan National Geographic:

2. Profiling Target Audience
Saat membuat konten, penting untuk mengetahui siapa audiens Anda.
Konten yang Anda buat harus sesuai dengan kebutuhan dan preferensi audiens yang Anda tuju.
Dengan memahami audiens, Anda bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan relevan dengan mereka.
Mengapa Mendefinisikan Audiens Target Itu Penting?
- Memahami Kebutuhan Konten Audiens: Dengan mengetahui audiens Anda, Anda bisa lebih mudah memahami apa yang mereka butuhkan dari konten yang Anda buat.
- Mengetahui Cara Berkomunikasi dengan Audiens: Anda akan lebih tahu bagaimana cara menyampaikan pesan yang tepat melalui konten yang relevan.
- Mengoptimalkan Konten dan Penawaran Nilai: Dengan informasi tentang audiens, Anda bisa membuat konten yang lebih menarik dan relevan, serta menawarkan nilai yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Cara Membuat Profil Audiens
Untuk membuat profil audiens yang tepat, Anda perlu memahami berbagai karakteristik pelanggan ideal Anda.
Anda bisa memulai dengan hal-hal dasar dan memperdalamnya seiring waktu.
1. Demografi Audiens
Demografi mencakup informasi dasar tentang audiens Anda, seperti usia, lokasi, pendapatan, pendidikan, pekerjaan, dan jenis kelamin.
Ini adalah informasi penting untuk membuat gambaran umum tentang siapa mereka.
Tapi perlu diingat bahwa tidak setiap orang yang menjadi pelanggan Anda akan cocok dengan profil ini. Profil ini hanya memberikan gambaran tentang audiens mayoritas Anda.
2. Gaya Hidup Audiens
Gaya hidup mencakup bagaimana audiens Anda menjalani hari-hari mereka dan apa yang mereka lakukan di waktu luang.
Memahami gaya hidup mereka membantu Anda menemukan cara agar merek Anda relevan dengan kehidupan mereka.
Pertanyaan yang perlu Anda jawab untuk memahami gaya hidup audiens:
- Seperti apa rutinitas harian mereka?
- Aktivitas apa yang mereka nikmati di waktu luang?
- Apa yang mereka butuhkan untuk membuat hidup mereka lebih baik?
- Masalah apa yang mereka hadapi yang bisa diselesaikan dengan produk atau layanan Anda?
- Apa tujuan hidup mereka yang ingin dicapai?
Merek Anda ada untuk membantu audiens mencapai tujuan-tujuan ini.
Konten yang Anda buat seharusnya membantu mereka mengatasi masalah atau mencapai tujuan mereka dengan cara yang relevan dengan produk atau layanan Anda.
Begini contohnya:

Memetakan Perjalanan Audiens
Audiens berinteraksi dengan merek pada berbagai tahap, tergantung pada posisi mereka dalam proses pembelian.
Di setiap tahap ini, konten Anda bisa membantu mereka untuk mencapai tujuan mereka.
Tahapan dalam Perjalanan Audiens:
- Exploring (Menjelajahi):
Audiens belum menyadari adanya masalah atau kebutuhan yang perlu diselesaikan, atau mereka belum mengetahui peluang yang ada. - Understanding (Memahami):
Audiens mulai menyadari masalah atau kebutuhan mereka, tetapi belum menemukan solusi yang tepat. - Comparing (Membandingkan):
Audiens mengetahui solusi yang Anda tawarkan dan sedang membandingkannya dengan alternatif lain. - Engaging (Berinteraksi):
Audiens kembali ke solusi Anda untuk melakukan riset lebih lanjut atau berinteraksi lebih intens. - Experiencing (Mengalami):
Audiens mulai menggunakan produk atau layanan Anda. - Reviewing (Mereview):
Audiens memberikan feedback atau ulasan setelah menggunakan produk atau layanan Anda.
Cara Membuat Konten yang Relevan untuk Setiap Tahap
Setiap tahap perjalanan audiens membutuhkan jenis konten yang berbeda.
Ketika audiens baru mulai mencari solusi, mereka membutuhkan informasi yang menjelaskan masalah mereka lebih mendalam.
Ketika mereka mulai membandingkan solusi, Anda perlu memberikan informasi yang menunjukkan mengapa solusi Anda lebih baik daripada yang lain.
Pastikan konten Anda memberikan informasi yang dibutuhkan audiens di setiap tahap perjalanan mereka. Ini akan membantu mereka bergerak ke tahap berikutnya dalam proses pembelian.
Menyusun Strategi Konten Berdasarkan Tahapan Audiens
Dengan memahami perjalanan audiens, Anda dapat merancang strategi konten yang sesuai dengan kebutuhan mereka di setiap tahap.
Misalnya, pada tahap “Exploring”, Anda bisa membuat artikel edukasi yang menjelaskan masalah mereka.
Sedangkan pada tahap “Comparing”, Anda bisa menyediakan studi kasus yang menunjukkan mengapa solusi Anda lebih baik dari yang lain.
Profil audiens adalah informasi lengkap tentang pelanggan ideal Anda, yang meliputi demografi, gaya hidup, tantangan yang mereka hadapi, serta perjalanan mereka dari awal menyadari masalah hingga menjadi pelanggan setia.
Dengan memahami audiens secara mendalam, Anda dapat menyusun strategi konten yang lebih efektif dan relevan, yang akan mengarahkan audiens untuk mengambil tindakan yang diinginkan, seperti membeli produk atau mengikuti saran dari merek Anda.
3. Mendokumentasikan Tujuan
Menulis dan mendokumentasikan tujuan strategi konten Anda adalah langkah krusial dalam content marketing.
Dengan tujuan yang jelas, Anda dapat menjaga fokus dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mendukung pencapaian jangka panjang.
Tanpa dokumentasi yang jelas, Anda mungkin akan kehilangan arah atau kesulitan mengevaluasi hasil dari konten yang telah diproduksi.
Tujuan content marketing yang jelas membantu Anda tetap konsisten.
Ini memberikan arah yang jelas dan memastikan setiap konten yang Anda buat tetap relevan, terukur, dan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan.
Tujuan content marketing bisa bervariasi tergantung pada apa yang ingin Anda capai.
Misalnya, Anda mungkin ingin:
- Meningkatkan kesadaran merek (brand awareness)
- Menarik audiens yang lebih spesifik (niche audience)
- Mendukung peluncuran produk baru dengan konten yang relevan
Setiap tujuan tersebut membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pembuatan konten.
Menyelaraskan Tujuan Pemasaran Konten dengan Kebutuhan Audiens
Untuk mencapai tujuan content marketing Anda, pastikan tujuan tersebut selaras dengan kebutuhan audiens.
Penyelarasan ini penting karena dengan memberikan nilai yang relevan dan bermanfaat bagi audiens, Anda akan mendapat respons positif, seperti interaksi atau konversi yang mendukung tujuan brand Anda.
Mengapa Penyelarasan Itu Penting?
Penyelarasan antara tujuan brand dan kebutuhan audiens menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
Jika konten Anda sesuai dengan kebutuhan audiens, mereka akan lebih cenderung berinteraksi dan merasa lebih terhubung dengan merek Anda.
Bagaimana Cara Menyelaraskan Tujuan dengan Audiens?
Gunakan profil audiens yang sudah Anda buat untuk memahami kebutuhan, tantangan, dan keinginan mereka.
Kemudian, buat tujuan pemasaran konten yang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Mempermudah Mencapai Tujuan dengan Proses Pembuatan Konten yang Terstruktur
Agar lebih mudah mencapai tujuan, Anda perlu memiliki proses pembuatan konten yang efisien dan terstruktur.
Ini mencakup perencanaan, pembuatan, pengeditan, dan distribusi konten yang dilakukan dengan cara yang terorganisir.
Dengan proses yang jelas, Anda akan lebih mudah menghasilkan konten yang mendukung tujuan pemasaran Anda.
Misalnya, buatlah kalender konten yang merinci kapan dan jenis konten apa yang akan dipublikasikan. Dengan demikian, Anda bisa memastikan bahwa setiap konten yang dibuat mendukung tujuan yang telah ditetapkan.
Mendokumentasikan tujuan pemasaran konten membantu Anda tetap fokus dan memudahkan evaluasi kemajuan.
Dengan menetapkan tujuan yang SMART dan menyelaraskan tujuan tersebut dengan kebutuhan audiens, Anda dapat menciptakan konten yang lebih relevan dan efektif.
Selain itu, proses pembuatan konten yang terstruktur akan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mendukung pencapaian tujuan Anda, sehingga Anda dapat mencapai hasil yang maksimal.
Cara Membuat Strategi Content Marketing
Setelah Anda memahami apa itu content marketing, manfaat serta komponen apa saja yang harus ada di dalamnya, sekarang saatnya membuat strategi content marketing yang baik dan berdampak positif bagi bisnis Anda.
1. Tentukan Tujuan Anda
Langkah pertama dalam merancang strategi content marketing adalah mendefinisikan tujuan yang ingin Anda capai.
Tujuan yang jelas dan terukur sangat penting karena akan menjadi pedoman bagi setiap keputusan dan tindakan yang Anda ambil dalam pembuatan konten.
Saat merencanakan strategi, fokuslah terlebih dahulu pada “apa” yang ingin Anda capai.
Misalnya, apakah tujuannya untuk meningkatkan jumlah pengunjung website, mendapatkan lebih banyak prospek, atau meningkatkan interaksi di media sosial?
Tentukan dengan jelas tujuan yang hendak dicapai, dan jangan terlalu khawatir dulu tentang “bagaimana” cara mencapainya—karena bagian itu akan dibahas di langkah berikutnya.
Langkah pertama ini berfokus pada klarifikasi tujuan spesifik yang ingin Anda capai.
Agar lebih terarah, Anda bisa menggunakan metode SMART untuk menyusun tujuan Anda. SMART adalah singkatan dari:
- Specific (Spesifik): Tujuan yang jelas dan terperinci. Anda harus tahu persis apa yang ingin dicapai.
- Measurable (Terukur): Tujuan harus dapat diukur, agar Anda bisa mengetahui apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak.
- Achievable (Tercapai): Tujuan harus realistis dan bisa dicapai dengan sumber daya yang Anda miliki.
- Relevant (Relevan): Tujuan harus sesuai dengan kebutuhan dan prioritas bisnis Anda.
- Time-bound (Batas Waktu): Tujuan harus memiliki tenggat waktu yang jelas.
Dengan menggunakan metode SMART, Anda akan lebih mudah membuat tujuan yang terfokus dan mudah dievaluasi.
Metode ini memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara menilai kemajuan serta hasilnya.
Contoh Tujuan SMART:
- Meningkatkan 50% prospek berkualitas dalam 90 hari
Tujuan ini spesifik (50% prospek baru), terukur (angka jelas), dan memiliki batas waktu yang tegas (90 hari). - Menggandakan jumlah pengikut media sosial dalam 60 hari
Tujuan ini juga sangat terukur dan memiliki tenggat waktu yang jelas (60 hari). - Mendapatkan 100 pelanggan email baru dalam 30 hari
Tujuan ini spesifik (100 pelanggan baru), terukur, dan punya batas waktu yang jelas (30 hari).
Dengan menggunakan struktur SMART, Anda tidak hanya membuat tujuan yang ambisius, tetapi juga realistis dan dapat dipantau.
Ini membantu Anda melihat dengan jelas apakah strategi content marketing yang diterapkan berhasil atau perlu disesuaikan.
2. Riset Target Audiens
Tahap selanjutnya, Anda perlu mengenali target audiens Anda—yaitu calon pelanggan yang ingin dijangkau melalui konten yang Anda buat.
Audiens ini adalah pihak yang akan menjadi sasaran dari seluruh usaha content marketing yang Anda rencanakan.
Penting untuk diingat bahwa audiens target Anda tidaklah seragam.
Mereka memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti minat, kebutuhan, atau masalah yang ingin diselesaikan.
Oleh karena itu, Anda harus memahami siapa audiens Anda dengan lebih mendalam dan bagaimana cara menarik perhatian mereka melalui konten yang relevan dan bernilai bagi mereka.
Untuk mempermudah prosesnya, buatlah buyer persona—sebuah representasi fiktif dari pelanggan ideal Anda.
Meskipun persona ini tidak nyata sebagai individu, ia akan membantu Anda memahami audiens secara lebih konkret berdasarkan data dan riset.
Dengan mengetahui persona ini, Anda dapat merancang konten yang lebih terfokus dan disesuaikan dengan kebutuhan, tantangan, serta keinginan audiens.
Berikut beberapa pertanyaan yang bisa membantu Anda dalam mengembangkan buyer persona:
1. Apa saja demografi dan psikografi mereka?
- Demografi mencakup informasi dasar seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, lokasi, dan status pernikahan.
- Psikografi menggali lebih dalam ke nilai, minat, gaya hidup, dan kepercayaan audiens.
Memahami kedua aspek ini sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara terbaik berkomunikasi dengan audiens Anda.
2. Apa saja minat, nilai, dan kebutuhan mereka?
Apa yang menjadi perhatian utama audiens Anda? Apa yang mereka hargai dalam hidup mereka?
Mengetahui hal ini akan membantu Anda membuat konten yang tidak hanya relevan, tetapi juga memberikan solusi yang tepat bagi audiens.
3. Bagaimana bisnis Anda cocok dengan kehidupan mereka?
Pahami bagaimana produk atau layanan Anda dapat membantu audiens menyelesaikan masalah atau memenuhi kebutuhan mereka.
Mengetahui di mana dan bagaimana bisnis Anda berperan dalam kehidupan audiens adalah kunci untuk menciptakan konten yang menarik dan berdampak.
Selain itu, pemahaman tentang demografi dan psikografi saja tidak cukup.
Anda juga perlu menggali bagaimana audiens mengonsumsi dan berinteraksi dengan konten. Ini akan memberi Anda wawasan mengenai:
- Platform apa yang mereka gunakan (misalnya Instagram, LinkedIn, YouTube, blog, dan sebagainya)
- Format konten apa yang mereka sukai (seperti teks, video, infografis, podcast, dll.)
- Gaya komunikasi seperti apa yang mereka respons (formal atau informal, profesional atau santai)
Dengan memahami cara audiens berinteraksi dengan konten, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai platform yang harus dipilih, jenis konten yang perlu diproduksi, dan cara terbaik untuk berkomunikasi dengan mereka.
3. Lakukan Content Audit
Sebelum mulai membuat konten baru, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah melakukan audit konten yang sudah ada.
Audit konten adalah proses untuk menilai dan menganalisis konten yang telah Anda buat dan publikasikan sebelumnya.
Tujuan utama dari audit ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana konten yang telah dipublikasikan berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam audit konten:
1. Jenis Konten yang Sudah Dipublikasikan
Apa saja jenis konten yang telah Anda buat? Misalnya, artikel blog, video, infografis, atau posting media sosial.
Mengetahui variasi konten yang ada akan membantu Anda memahami kekuatan dan kelemahan dari setiap format yang digunakan.
2. Kinerja Konten
Sejauh mana konten tersebut berhasil mencapai tujuan yang telah Anda tetapkan, seperti meningkatkan traffic website, menghasilkan prospek, atau meningkatkan kesadaran merek?
Evaluasi apakah konten tersebut memberikan dampak yang diinginkan terhadap metrik yang relevan.
3. Kesesuaian dengan Tujuan Bisnis
Apakah konten yang ada mendukung tujuan bisnis Anda?
Konten yang sukses adalah konten yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan serta memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan jangka panjang.
Selain menilai konten yang sudah berhasil, Anda juga perlu menganalisis konten yang kurang efektif.
Apakah ada konten yang tidak mencapai hasil yang diinginkan atau bahkan mengarah pada hal yang kontraproduktif terhadap tujuan yang sudah ditetapkan?
Mengidentifikasi konten yang “underperforming” sangat penting untuk memperbaiki strategi dan menghindari kesalahan yang sama di masa depan.
Dengan melakukan audit konten, Anda bisa mendapatkan pelajaran berharga dari apa yang sudah dilakukan.
Misalnya, Anda dapat mengidentifikasi jenis konten yang mendapat respon positif dari audiens—seperti artikel mendalam atau video tutorial—dan menggunakannya sebagai panduan untuk membuat konten serupa di masa depan.
Sebaliknya, jika Anda menemukan konten yang tidak menarik atau kurang diterima audiens, Anda bisa menghindari membuat konten serupa atau melakukan perubahan pada pendekatan untuk format konten tertentu.
Secara keseluruhan, audit konten memberi Anda wawasan mendalam tentang preferensi audiens, kinerja konten sebelumnya, dan area yang perlu perbaikan.
Hal ini memungkinkan Anda merencanakan dan membuat konten yang lebih efektif di masa depan.
4. Pilih Deliverables Strategi Konten
Pada tahap ini, Anda perlu memilih jenis konten yang akan dibuat sebagai bagian dari strategi content marketing.
Hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah sumber daya yang Anda miliki, target audiens, dan tujuan konten yang ingin dicapai.
Jenis konten yang Anda pilih harus disesuaikan dengan kebutuhan audiens serta tahap-tahap yang ada dalam customer journey (perjalanan pelanggan).
Perjalanan pelanggan ini mencakup berbagai fase, mulai dari awareness (penyadaran), consideration (pertimbangan), hingga decision (keputusan).
Setiap tahap membutuhkan jenis konten yang berbeda untuk membimbing audiens menuju keputusan akhir.
Beberapa jenis konten yang umum digunakan dalam strategi content marketing meliputi:
1. Blog Posts (Artikel Blog)
Artikel yang memberikan informasi, panduan, atau solusi mengenai topik tertentu. Biasanya digunakan pada tahap awareness atau consideration untuk mendidik audiens tentang masalah yang ingin mereka pecahkan.
2. Social Media Posts (Posting Media Sosial)
Konten yang lebih ringan dan langsung, ideal untuk membangun brand awareness dan engagement. Biasanya digunakan di berbagai tahap perjalanan pelanggan, tergantung pada tujuannya.
3. Videos (Video)
Konten visual yang menarik dan sering digunakan di hampir semua tahap perjalanan pelanggan.
Video sangat efektif untuk menjelaskan produk atau layanan secara langsung dan memberikan pengalaman yang lebih mendalam.
4. Podcasts (Podcast)
Konten berbasis audio yang mengedukasi atau menghibur audiens dalam waktu yang lebih panjang.
Cocok untuk audiens yang lebih suka mendengarkan dibandingkan membaca, dan bisa digunakan di tahap awareness dan consideration.
5. Email Newsletters (Newsletter Email)
Konten yang lebih personal dan digunakan untuk membangun hubungan lebih dalam dengan audiens.
Umumnya digunakan untuk menginformasikan audiens tentang produk atau layanan, serta mengedukasi mereka secara berkala.
6. Case Studies (Studi Kasus)
Contoh nyata tentang bagaimana produk atau layanan Anda telah membantu pelanggan lain.
Biasanya digunakan di tahap decision untuk menunjukkan kredibilitas dan membangun kepercayaan audiens.
7. White Papers (Dokumen Teknis/Riset)
Konten berbasis riset yang mendalam, cocok untuk audiens di tahap consideration atau decision yang membutuhkan informasi lebih detail untuk membuat keputusan.
8. Templates (Template)
Konten berupa alat yang dapat digunakan langsung oleh audiens, seperti template untuk laporan atau presentasi. Seringkali digunakan di tahap decision untuk membantu audiens membuat keputusan lebih cepat.
9. E-books (Buku Elektronik)
Konten yang lebih mendalam yang menyediakan panduan lengkap tentang suatu topik. Biasanya digunakan untuk menarik leads di tahap awareness atau consideration.
Setelah memilih jenis konten yang sesuai, langkah selanjutnya adalah mengoptimalkan konten tersebut agar dapat bekerja maksimal di platform yang Anda pilih.
Setiap jenis konten mungkin memerlukan optimasi yang berbeda-beda, tergantung pada platform tempat konten tersebut dipublikasikan.
5. Buat Rencana Pengembangan Konten
Pada tahap ini, Anda telah memiliki fondasi yang kuat untuk mulai merencanakan konten yang akan dikembangkan.
Anda telah melakukan riset tentang audiens, menetapkan tujuan, dan melakukan audit konten. Sekarang saatnya untuk memilih topik konten yang relevan dan strategis.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menentukan topik konten antara lain:
1. Persimpangan antara Keahlian Anda dan Kebutuhan Audiens
Pilih topik yang dapat menunjukkan keahlian Anda sekaligus menarik bagi audiens.
Topik yang baik adalah topik yang memungkinkan Anda untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman yang relevan dan bermanfaat bagi audiens.
Carilah apa yang bisa Anda bagikan berdasarkan keahlian Anda, yang juga sesuai dengan minat dan kebutuhan audiens.
2. Topik yang Sudah Menunjukkan Kinerja Baik
Jika ada topik yang pernah Anda bahas sebelumnya yang mendapatkan respons positif dari audiens, itu bisa menjadi peluang untuk memperdalam atau memperluas pembahasannya.
Topik yang telah terbukti menarik perhatian audiens bisa menjadi landasan untuk pengembangan konten lebih lanjut.
3. Topik yang Relevan dengan Kompetitor
Menganalisis apa yang sudah dilakukan oleh pesaing bisa memberikan ide segar untuk konten Anda.
Jika kompetitor Anda sudah membahas suatu topik dengan baik, Anda bisa mencari cara untuk memperkenalkan perspektif baru atau memberikan informasi lebih mendalam untuk membedakan konten Anda.
Proses ini membantu Anda memilih topik-topik yang tidak hanya menarik, tetapi juga dapat mendorong keterlibatan audiens dan mendukung tujuan bisnis Anda.
Memanfaatkan Konten di Berbagai Platform
Setelah menentukan topik, langkah selanjutnya adalah memanfaatkan konten di berbagai platform.
Audiens Anda mungkin memiliki ekspektasi komunikasi yang berbeda-beda, tergantung pada platform yang mereka gunakan.
Misalnya, konten di Instagram biasanya lebih visual dan ringan, sementara di LinkedIn lebih formal dan berbasis pemikiran profesional.
Strategi yang cerdas adalah memperbarui atau memodifikasi konten yang sama agar sesuai dengan karakter masing-masing platform.
Ini dikenal sebagai repurposing (penggunaan kembali) konten. Berikut beberapa contoh repurposing yang bisa dilakukan:
- Mengubah artikel blog menjadi infografis untuk dibagikan di media sosial.
- Potongan video webinar bisa dijadikan teaser video di Instagram atau TikTok.
- Konten yang lebih mendalam seperti e-book atau white paper bisa diubah menjadi serangkaian posting blog atau email newsletter yang lebih terfokus.
Repurposing konten memungkinkan Anda untuk menjangkau audiens yang berbeda di berbagai platform tanpa harus membuat konten baru dari awal.
Ini juga membantu Anda memaksimalkan investasi pada konten yang sudah ada.
Mengorganisir Rencana Konten dengan Kalender Konten
Setelah Anda memiliki ide konten dan strategi distribusinya, penting untuk mengorganisir rencana konten Anda dengan menggunakan konten kalender atau editorial calendar.
Alat ini sangat berguna untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengelola konten yang akan dipublikasikan pada waktu tertentu.
Dengan kalender konten, Anda bisa:
- Menetapkan tanggal publikasi untuk setiap konten.
- Memastikan keselarasan antara jenis konten dan platform yang digunakan.
- Merencanakan topik-topik yang akan dibahas dalam periode tertentu.
- Menjaga konsistensi publikasi konten agar tetap teratur.
Kalender konten membantu Anda merencanakan publikasi konten secara terstruktur dan memastikan Anda selalu memiliki rencana konten yang siap dijalankan.
Dengan demikian, Anda tidak akan kehabisan ide dan dapat memastikan adanya kontinuitas dalam distribusi konten.
6. Kembangkan Proses Pembuatan Konten
Setelah memiliki rencana konten yang jelas, langkah selanjutnya adalah mengembangkan proses pembuatan konten.
Di tahap ini, fokus utama adalah eksekusi—yaitu bagaimana menghasilkan konten secara konsisten dan efektif.
1. Tim Konten yang Diperlukan
Salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan adalah tim konten yang akan membantu Anda mewujudkan rencana tersebut.
Anda mungkin membutuhkan orang-orang dengan keahlian tertentu untuk memenuhi berbagai peran, seperti:
- Content Strategists: Bertanggung jawab untuk meneliti audiens dan mengembangkan ide konten yang relevan, sesuai dengan tujuan dan kebutuhan audiens.
- Content Creators: Individu yang membuat konten visual atau video, seperti yang tampil di kamera atau yang membuat infografis dan materi visual lainnya.
- Writers / Subject Matter Experts (SMEs): Penulis yang memiliki keahlian dalam topik tertentu dan dapat menyampaikan informasi yang bermanfaat melalui artikel, blog post, atau bahkan white papers.
Setiap peran ini sangat penting untuk memastikan bahwa konten yang dihasilkan berkualitas tinggi dan konsisten dengan tujuan yang telah Anda tetapkan.
2. Alat yang Mendukung Proses Pembuatan Konten
Selain tim, Anda juga perlu mempertimbangkan alat yang mendukung proses pembuatan dan publikasi konten.
Dengan alat yang tepat, pekerjaan Anda dan tim akan lebih efisien. Beberapa alat yang perlu dipertimbangkan antara lain:
- Content Management System (CMS): Alat yang membantu mengelola dan mempublikasikan konten di platform Anda, seperti WordPress atau HubSpot. CMS memungkinkan pengelolaan konten secara terstruktur, serta pelacakan performa artikel, gambar, dan video.
- Social Listening Tools: Alat untuk memonitor percakapan di media sosial terkait topik atau brand Anda. Tools seperti Hootsuite atau BuzzSumo dapat membantu mengidentifikasi tren terbaru serta mengetahui apa yang dibicarakan audiens mengenai industri atau brand Anda.
- Editing Software: Alat untuk mengedit teks, gambar, dan video. Misalnya, Adobe Photoshop atau Canva untuk desain grafis, serta Adobe Premiere Pro atau Final Cut Pro untuk video editing. Alat ini memastikan kualitas visual konten Anda tetap baik dan menarik.
Dengan memilih alat yang tepat, proses pembuatan konten menjadi lebih mudah dan efisien.
3. Proses Pembuatan Konten yang Efisien
Penting untuk memiliki proses pembuatan konten yang terstruktur dan efisien.
Jika Anda merencanakan untuk menghasilkan konten secara rutin, proses yang terlalu rumit dapat menyebabkan kelelahan atau kehabisan ide.
Sebaliknya, dengan proses yang lebih terstreamline, Anda dapat menciptakan konten baru dengan lebih mudah dan menjaga konsistensi publikasi.
Proses pembuatan konten yang efisien dapat mencakup langkah-langkah berikut:
- Brainstorming ide secara rutin: Tentukan frekuensi brainstorming (misalnya setiap bulan atau setiap minggu) untuk memastikan selalu ada ide segar.
- Menetapkan alur kerja yang jelas: Tentukan siapa yang bertanggung jawab untuk setiap bagian konten—mulai dari pembuatan, revisi, hingga publikasi dan promosi.
- Menggunakan template atau format standar: Dengan format atau template konten yang sudah ada, proses pembuatan konten bisa lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas.
Proses yang efisien memungkinkan Anda untuk membangun konten secara berkelanjutan, yang tetap relevan dan menarik bagi audiens.
Ini juga akan mendukung pencapaian tujuan bisnis Anda dengan menjaga konsistensi dan kualitas konten yang dipublikasikan.
7. Ukur Keberhasilan Konten
Setelah konten dipublikasikan dan audiens mulai berinteraksi dengannya, langkah selanjutnya adalah mengukur kinerja konten.
Mengukur keberhasilan konten sangat penting untuk mengetahui seberapa efektif konten yang Anda buat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1. Metrik yang Dapat Digunakan untuk Mengukur Kinerja Konten
Banyak platform, baik itu website, media sosial, maupun sistem email, menyediakan merek-metrik untuk mengukur performa konten.
Beberapa metrik utama yang perlu Anda perhatikan antara lain:
- Jumlah tampilan (views) atau klik (clicks): Mengukur seberapa banyak orang yang melihat atau mengklik konten Anda. Metrik ini memberi gambaran tentang seberapa menarik atau relevan konten Anda bagi audiens.
- Jumlah pengikut atau pelanggan baru (followers/subscribers): Mengukur berapa banyak orang yang mulai mengikuti akun media sosial atau berlangganan newsletter Anda setelah berinteraksi dengan konten.
- Engagement: Mengukur seberapa banyak interaksi yang diterima konten, seperti komentar, like, share, atau retweet. Ini memberi indikasi seberapa besar audiens terlibat dengan konten Anda.
Metrik-metrik ini memberikan gambaran umum tentang bagaimana audiens bereaksi terhadap konten Anda dan apakah konten tersebut efektif dalam mencapai tujuan yang sudah Anda tetapkan.
2. Tentukan Metrik yang Paling Relevan
Setelah mengetahui metrik yang tersedia, langkah berikutnya adalah menentukan metrik mana yang paling relevan dengan tujuan konten Anda.
Pilih metrik yang sesuai dengan apa yang ingin Anda capai. Berikut adalah contoh penentuan metrik berdasarkan tujuan konten:
- Untuk meningkatkan traffic website: Metrik yang paling relevan adalah jumlah klik pada tautan atau pengunjung yang datang ke situs web dari konten yang Anda buat.
- Untuk membangun komunitas atau meningkatkan brand awareness: Fokus pada jumlah pengikut baru atau engagement (komentar, like, share) yang didapatkan.
- Untuk menghasilkan prospek atau konversi: Metrik yang perlu diperhatikan adalah jumlah leads atau konversi yang berasal dari konten.
3. Melacak Metrik Secara Konsisten
Setelah memilih metrik yang relevan, pastikan Anda melacak metrik tersebut secara konsisten. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai platform analitik, seperti:
- Google Analytics: Untuk melacak performa konten di website, seperti jumlah pengunjung, durasi kunjungan, dan konversi.
- Social Media Insights: Platform seperti Instagram, Facebook, dan LinkedIn menyediakan data terkait tampilan, engagement, dan demografi audiens yang berinteraksi dengan konten Anda.
- Email Campaign Reports: Jika menggunakan email marketing, laporan kampanye email dapat memberi informasi tentang tingkat pembukaan (open rate), klik (click rate), dan konversi.
4. Analisis dan Penyesuaian Strategi
Dengan memahami bagaimana konten Anda berkinerja, Anda dapat menyesuaikan strategi atau memodifikasi konten untuk meningkatkan hasilnya.
Jika konten tertentu tidak menghasilkan metrik yang diinginkan, Anda bisa melakukan eksperimen dengan jenis konten, judul, atau platform distribusi untuk mencari tahu apa yang lebih efektif.
Secara keseluruhan, pengukuran yang tepat membantu Anda mengoptimalkan strategi content marketing Anda dan memastikan bahwa setiap konten yang dipublikasikan memberikan dampak yang positif.
Itulah penjelasan tentang apa itu content marketing, manfaatnya hingga bagaimana cara membuat strategi content marketing yang efektif.