Dalam dunia digital marketing dan bisnis online, conversion rate adalah salah satu metrik paling krusial yang perlu dipahami dan dikelola dengan tepat.
Metrik ini mengukur seberapa efektif sebuah website atau campaign dalam mengubah pengunjung menjadi pelanggan, atau lebih luas lagi, dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Baik untuk e-commerce, lead generation, maupun campaign iklan, conversion rate memberikan gambaran jelas tentang sejauh mana upaya marketing yang dilakukan membuahkan hasil.
Bagi digital marketer, pemilik bisnis, hingga manajer e-commerce, memahami cara menghitung dan meningkatkan conversion rate bisa menjadi faktor penentu antara keberhasilan dan kegagalan.
Artikel ini akan mengupas tuntas pengertian conversion rate, cara menghitungnya, serta berbagai strategi efektif untuk meningkatkannya.
Mari kita bahas.
Pengertian Conversion Rate
Conversion rate atau tingkat konversi adalah metrik yang digunakan untuk menilai seberapa efektif suatu proses marketing dalam upaya mengubah pengunjung, calon pelanggan, atau pengguna menjadi pelanggan yang sebenarnya.
Secara sederhana, conversion rate menunjukkan seberapa besar persentase orang yang melakukan tindakan tertentu setelah mereka mengunjungi situs web, aplikasi, atau campaign marketing yang kita lakukan.
Misalnya, Anda punya sebuah toko online dan ingin mengetahui seberapa banyak pengunjung yang akhirnya membeli produk setelah mengunjungi website Anda. Di sinilah conversion rate memainkan peran penting.
Conversion rate bisa dihitung dengan rumus:
Conversion rate : (Jumlah Konversi / Jumlah Pengunjung) × 100%
Dimana “Jumlah Konversi” adalah orang yang melakukan tindakan yang kamu inginkan (misalnya membeli produk atau mengisi formulir), dan “Jumlah Pengunjung” adalah orang yang mengunjungi website Anda.
Contoh:
Anda memiliki toko online yang dikunjungi oleh 1.000 orang dalam sehari. Dari 1.000 pengunjung itu, 50 orang akhirnya membeli produk.
Maka, conversion rate-nya adalah:
Conversion rate : (50/1.000) × 100% = 5%
Artinya, 5% dari pengunjung toko online Anda melakukan pembelian.
Faktor yang Mempengaruhi Conversion Rate
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi conversion rate dalam sebuah campaign marketing.
Secara umum, faktor-faktor ini berkaitan dengan bagaimana Anda menarik, meyakinkan, dan memudahkan pengunjung untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan (seperti membeli produk, mendaftar, mengisi formulir, dll).
Berikut adalah faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi conversion rate dalam campaign marketing:
1. Kualitas Traffic
Traffic yang Anda dapatkan harus relevan dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Misalnya, jika Anda menjual sepatu lari, Anda harus memastikan bahwa pengunjung yang datang ke website atau iklan Anda adalah orang-orang yang tertarik atau membutuhkan sepatu lari.
Contoh, jika Anda menjual sepatu lari dan menjalankan iklan dengan target orang-orang yang sedang mencari sepatu lari atau hobi lari, maka conversion rate-nya akan lebih tinggi, dibandingkan jika Anda menjalankan iklan yang menarget orang-orang yang hanya tertarik dengan pakaian secara umum.
Semakin relevan antara pengunjung dan apa yang Anda jual, maka conversion rate-nya akan semakin tinggi, karena peluang mereka untuk beli menjadi lebih besar.
2. User Experience
User experience atau pengalaman pengunjung di website atau aplikasi Anda sangat berpengaruh pada conversion rate.
Website yang mudah dinavigasi, cepat saat diakses, dan responsif di berbagai perangkat (desktop, mobile) akan meningkatkan peluang pengunjung untuk melakukan konversi.
Sekarang coba Anda bayangkan, bagaimana jika Anda sedang ingin membeli sebuah produk, kemudian Anda mengunjungi website brand tersebut, tapi Anda harus menunggu lama karena website-nya berat atau tombol belinya tidak terlihat jelas.
Bagaimana perasaan Anda? Apakah ini pengalaman yang baik menurut Anda? Atau malah sebaliknya?
Begitu pula yang dirasakan oleh audiens Anda, ketika website Anda sulit untuk diakses, besar kemungkinan mereka akan mencari tempat lain untuk berbelanja.
Hal tersebut mengakibatkan conversion rate menjadi rendah.
3. Penawaran yang Jelas dan Menarik
Orang lebih cenderung melakukan konversi jika mereka mendapatkan tawaran yang diberikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Penawaran tersebut bisa berupa diskon, bonus, atau penawaran khusus yang menambah nilai bagi pelanggan.
Misalnya, Anda menawarkan diskon 20% untuk pembelian pertama.
Jika pengunjung melihat tawaran ini dengan jelas di halaman utama dan merasa itu menarik, mereka lebih cenderung untuk membeli.
4. Kepercayaan dan Kredibilitas Terhadap Brand
Pengunjung akan lebih percaya dan merasa aman untuk melakukan konversi jika mereka merasa situs atau brand Anda dapat dipercaya.
Ini bisa mencakup tampilan profesional, ulasan pelanggan, dan tanda keamanan transaksi (misalnya, logo SSL untuk transaksi yang aman).
Jika Anda memiliki banyak ulasan positif atau testimonial pelanggan yang puas, pengunjung akan merasa lebih yakin untuk membeli dari Anda.
Sebaliknya, situs yang tampak tidak profesional atau tidak ada informasi yang jelas bisa membuat pengunjung ragu.
Salah satu strategi yang bisa Anda coba untuk meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan pelanggan terhadap brand Anda adalah dengan melakukan content marketing.
5. Call-to-Action (CTA) yang Jelas
Call-to-action (CTA) adalah tombol atau ajakan yang mengarahkan pengunjung untuk melakukan tindakan tertentu (misalnya, “Beli Sekarang”, “Daftar Sekarang”, atau “Dapatkan Diskon”).
CTA yang jelas dan menarik akan meningkatkan konversi.
Jika tombol “Beli Sekarang” ada di tempat yang terlihat dan posisinya strategis, pengunjung lebih cenderung untuk mengklik dan melanjutkan proses pembelian.
6. Proses Pembelian yang Mudah
Semakin mudah dan cepat proses pembelian atau pendaftaran, semakin tinggi kemungkinan pengunjung untuk melakukan konversi.
Jika proses checkout terlalu rumit atau panjang, banyak pengunjung yang akan meninggalkannya.
Sebagai contoh, sebuah toko online yang menawarkan checkout dengan 1 klik akan lebih memudahkan pengunjung untuk melakukan pembelian, dibandingkan dengan situs yang memerlukan banyak langkah atau informasi yang tidak relevan.
7. Pesan yang Relevan dan Personalisasi
Pesan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau minat pengunjung dapat meningkatkan konversi.
Jika Anda menggunakan data untuk menyesuaikan pengalaman pengguna, seperti menampilkan produk yang relevan berdasarkan pencarian sebelumnya, pengunjung akan merasa lebih dihargai dan lebih cenderung melakukan tindakan.
Jika seseorang mengunjungi website Anda dan melihat produk sepatu yang mereka lihat sebelumnya, mereka lebih mungkin untuk membeli karena produk tersebut relevan dengan minat mereka.
8. Urgency dan Scarcity (Urgensi dan Kelangkaan)
Memberikan rasa urgensi dan kelangkaan dapat mendorong pengunjung untuk bertindak lebih cepat.
Ini bisa berupa pesan seperti “Stok terbatas” atau “Tersisa 3 item lagi!”
Jika Anda menampilkan pesan yang mengatakan “Hanya tersisa 2 stok lagi!”, pengunjung mungkin merasa perlu untuk segera membeli agar tidak kehabisan.
9. Optimasi untuk Mobile
Banyak orang sekarang berbelanja melalui ponsel, jadi sangat penting untuk memastikan bahwa website atau aplikasi Anda dioptimalkan untuk perangkat mobile.
Jika website Anda sulit dinavigasi atau tidak responsif di ponsel, pengunjung bisa meninggalkan website Anda.
Pastikan gambar, tombol, dan teks terlihat jelas di layar ponsel dan pengunjung bisa dengan mudah melakukan pembelian.
10. Remarketing dan Retargeting
Jika seseorang menambah produk ke keranjang belanja tetapi tidak menyelesaikan pembelian, Anda bisa mengirim email pengingat dengan tawaran khusus atau diskon untuk mendorong mereka menyelesaikan pembelian.
Ini adalah strategi yang mengingatkan pengunjung yang sebelumnya mengunjungi website Anda, tetapi tidak melakukan konversi.
Menggunakan iklan retargeting atau pengingat email untuk menarik kembali mereka bisa meningkatkan konversi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi conversion rate sangat beragam, namun semuanya berkaitan dengan bagaimana Anda dapat menarik, meyakinkan, dan memudahkan pengunjung untuk melakukan tindakan yang kamu inginkan.
Fokus pada kualitas pengunjung, pengalaman pengguna yang baik, tawaran yang jelas, dan kepercayaan pelanggan adalah kunci utama untuk meningkatkan conversion rate dalam campaign marketing.
Strategi untuk Meningkatkan Conversion Rate
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan conversion rate:
1. Optimasi Landing Page Anda
Landing page adalah tempat pertama kali pengunjung mengunjungi website Anda setelah mengklik iklan atau link yang Anda bagikan.
Ini adalah halaman yang harus langsung menjelaskan nilai penawaran dan memandu pengunjung untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan.
Pastikan pesan utama di landing page Anda jelas dan langsung menjawab pertanyaan pengunjung seperti: “Apa yang saya dapatkan?” dan “Kenapa saya harus peduli?”
Jangan lupa untuk menggunakan CTA (Call to Action) yang jelas dan mencolok. Misalnya, tombol “Beli Sekarang” atau “Dapatkan Penawaran”.

Ingat, jangan membuat landing page yang berisi terlalu banyak informasi yang tidak relevan.
Fokuskan hanya pada poin utama dan apa yang pengunjung perlu tahu untuk membuat keputusan.
Contoh, jika kamu menjual produk fashion, landing page bisa fokus pada gambar produk terbaik dan penawaran diskon khusus yang jelas tertera di bagian atas halaman.
2. Gunakan Testimonial dan Ulasan Pelanggan
Pengunjung lebih cenderung membeli dari brand yang sudah terbukti terpercaya oleh orang lain.
Testimonial dan ulasan dari pelanggan yang puas dengan brand Anda dapat membantu membangun kepercayaan.
Begini contohnya:

Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan:
- Tampilkan testimoni dari pelanggan yang puas di halaman produk atau checkout.
- Gunakan rating bintang dan ulasan langsung di produk untuk menunjukkan kepuasan pelanggan sebelumnya.
- Video testimonial juga bisa meningkatkan kredibilitas, karena lebih personal dan meyakinkan.
Jika ada pelanggan yang mengatakan, “Sepatu ini sangat nyaman dan berkualitas! Saya sangat puas dan akan membeli lagi”, ini akan memberi keyakinan kepada pengunjung baru bahwa produkmu layak dibeli.
3. Lakukan A/B Testing untuk Menemukan yang Paling Efektif
A/B testing adalah metode pengujian dua versi dari elemen-elemen tertentu di website atau medium lainnya untuk melihat mana yang lebih efektif dalam meningkatkan konversi.
Anda bisa mengetes tombol CTA, judul, gambar produk, dan lainnya sampai Anda mendapatkan kesimpulan mana yang memiliki nilai konversi paling tinggi.
Sebagai contoh, jika Anda ingin melakukan A/B testing pada website atau landing page produk Anda, ini langkah-langkah yang bisa Anda coba:
- Uji berbagai CTA: Coba tes berbagai teks pada tombol “Beli Sekarang” atau “Daftar Sekarang”. Cobalah menggunakan kata yang lebih mendesak seperti “Dapatkan Sekarang” atau “Tersisa 3 Produk!”
- Uji desain halaman: Coba desain halaman yang berbeda, misalnya tata letak gambar produk atau urutan informasi untuk melihat mana yang lebih banyak menghasilkan konversi.
- Uji harga atau penawaran: Cobalah memberikan diskon atau bundling produk di beberapa halaman untuk melihat mana yang lebih menarik perhatian pengunjung.
Anda juga bisa menguji versi halaman yang satu menampilkan gambar produk besar dan yang satu lagi menggunakan gambar produk yang lebih kecil, untuk melihat mana yang lebih mengundang klik.
4. Menyederhanakan Proses Pembelian
Semakin banyak langkah atau informasi yang diminta dalam proses checkout, semakin besar kemungkinan pengunjung meninggalkan website tanpa melakukan konversi.
Proses checkout yang sederhana dan cepat bisa sangat meningkatkan conversion rate.
Anda bisa mencoba menerapkan beberapa tips berikut:
- Gunakan checkout dengan 1 klik atau minimal 2-3 langkah, hindari meminta informasi yang tidak relevan.
- Tawarkan beberapa metode pembayaran, termasuk yang populer di wilayah Anda (misalnya QRIS, transfer bank, atau dompet digital).
- Berikan opsi untuk berbelanja tanpa harus mendaftar. Banyak pengunjung merasa malas jika mereka harus membuat akun terlebih dahulu.
5. Gunakan Urgensi dan Kelangkaan
Memberikan rasa urgensi atau kelangkaan bisa mendorong pengunjung untuk segera melakukan konversi.
Ini membuat mereka merasa kehilangan kesempatan jika mereka menunggu terlalu lama.
Untuk membuat urgensi dan kelangkaan, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut:
- Tambahkan pesan “stok terbatas” atau “penawaran hanya berlaku 24 jam” pada produk yang sedang diskon.
- Gunakan countdown timer untuk menunjukkan bahwa penawaran atau promo akan berakhir dalam waktu dekat.
- Tampilkan jumlah produk yang tersisa jika memungkinkan, misalnya “Hanya 3 produk tersisa di stok!”
6. Lakukan Retargeting dan Remarketing
Sebagian besar pengunjung tidak langsung melakukan konversi pada kunjungan pertama.
Retargeting atau remarketing adalah cara untuk menjangkau kembali pengunjung yang sudah mengunjungi website Anda namun belum melakukan pembelian atau tindakan yang Anda harapkan.
Bagaimana cara melakukan retargeting atau remarketing?
Anda bisa mencoba beberapa strategi berikut ini:
- Gunakan Meta Ads atau Google Ads untuk menampilkan iklan kepada orang yang sudah mengunjungi website Anda atau menambahkan produk ke keranjang tapi tidak membeli.
- Kirim email pengingat kepada pengunjung yang meninggalkan keranjang belanja mereka dengan tawaran menarik untuk mendorong mereka kembali menyelesaikan pembelian.
- Tampilkan iklan personalized berdasarkan produk yang mereka lihat atau tambahkan ke keranjang.
Misalnya, jika seseorang melihat sepatu olahraga di website Anda, kirimkan email dengan subjek “Apakah kamu masih tertarik dengan sepatu ini?” atau tampilkan iklan di media sosial dengan produk yang sama.
Sehingga mereka akan merasa ‘dihantui’ oleh aktivitas retargeting Anda, dan ini terbukti bisa meningkatkan conversion rate.
7. Berikan Garansi dan Kebijakan Pengembalian Produk
Banyak orang ragu membeli produk jika mereka tidak yakin dengan kualitas atau ketahanan produk tersebut.
Memberikan garansi uang kembali atau pengembalian produk yang mudah dapat memberikan rasa aman dan meningkatkan konversi.
Anda cukup menampilkan dengan jelas tentang kebijakan pengembalian produk di halaman produk tersebut atau di halaman checkout.
Anda juga bisa menambahkan kata-kata garansi seperti “Jaminan uang kembali dalam 30 hari”, atau “Jika Anda merasa tidak puas dengan produknya, silakan kembalikan dan kami akan refund uang Anda 100%”
Dengan demikian, pembeli tidak akan ragu untuk membeli produk Anda, karena mereka tidak memiliki risiko apapun.
Kesalahan yang Harus Dihindari Ketika Ingin Meningkatkan Conversion Rate
Dalam proses meningkatkan conversion rate, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan oleh bisnis atau pemasar, baik yang baru memulai maupun yang sudah berpengalaman.
Kesalahan ini bisa menghambat upaya untuk meningkatkan konversi dan bahkan bisa merugikan usaha yang sudah dilakukan.
Berikut adalah beberapa kesalahan tersebut:
1. Mengabaikan Data dan Analisis
Salah satu kesalahan terbesar dalam Conversion Rate Optimization (CRO) adalah tidak melakukan analisis data yang cukup sebelum mencoba mengoptimalkan website.
CRO bukanlah soal tebakan atau insting, tetapi harus didasarkan pada data yang akurat.
Tanpa pemahaman yang mendalam tentang perilaku pengunjung (misalnya, melalui Google Analytics, heatmaps, atau peta klik), perubahan yang dilakukan pada situs bisa jadi tidak relevan atau bahkan kontraproduktif.
Misalnya, mengubah tampilan halaman hanya berdasarkan opini tanpa melihat data yang menunjukkan di mana pengunjung mengalami kesulitan atau meninggalkan situs.
Solusinya, pastikan untuk selalu memulai dengan data yang jelas. Gunakan alat analitik untuk memantau perilaku pengunjung dan identifikasi masalah yang perlu diperbaiki.
2. Fokus Terlalu Banyak pada Satu Hal
Banyak orang terjebak dalam mengejar satu elemen tertentu saja ketika ingin meningkatkan conversion rate, seperti mengganti tombol CTA atau meningkatkan desain halaman, tanpa memperhatikan seluruh pengalaman pengguna.
Meskipun mengoptimalkan satu elemen seperti CTA itu penting, konversi yang baik memerlukan keseimbangan dan perhatian pada berbagai aspek, seperti pengalaman pengguna, kecepatan halaman, proses checkout, dan kredibilitas.
Fokuslah pada optimasi holistik.
Jangan hanya mengubah satu elemen saja, tetapi perhatikan keseluruhan pengalaman pengguna dari awal hingga akhir.
3. Tidak Melakukan A/B Testing atau Pengujian yang Cukup
Banyak orang melakukan perubahan pada situs atau landing page tanpa melakukan A/B testing terlebih dahulu, atau hanya mengujinya dengan sampel yang terlalu kecil.
Tanpa uji coba yang cukup, sulit untuk mengetahui apakah perubahan yang dilakukan benar-benar efektif.
Perubahan yang tampaknya menarik atau logis belum tentu membawa hasil yang lebih baik dalam meningkatkan konversi.
Misalnya, mengganti CTA menjadi lebih mencolok tanpa melakukan uji A/B untuk melihat apakah perubahan tersebut benar-benar meningkatkan konversi atau justru menurunkannya.
Pastikan Anda selalu melakukan A/B testing untuk menguji perubahan kecil atau besar pada elemen situs, seperti desain halaman, tombol CTA, atau teks.
Pastikan pengujian dilakukan pada sampel yang cukup besar untuk mendapatkan hasil yang signifikan.
4. Tidak Memahami Perjalanan Pengguna (User Journey)
CRO yang sukses membutuhkan pemahaman mendalam tentang bagaimana pengunjung berinteraksi dengan situs dan proses pembelian mereka (dikenal sebagai user journey).
Tanpa pemahaman tentang perjalanan pengunjung, Anda mungkin tidak akan tahu di mana mereka menghadapi hambatan atau kesulitan.
Setiap langkah yang diambil oleh pengunjung harus dioptimalkan untuk meningkatkan peluang konversi.
Untuk solusinya, Anda bisa menggunakan alat seperti funnel analysis untuk memahami di mana pengunjung meninggalkan situs dan lakukan optimasi pada langkah-langkah yang paling kritis dalam perjalanan pengguna.
5. Mengabaikan Kecepatan Loading
Situs yang lambat bisa menyebabkan pengunjung meninggalkan situs sebelum melakukan konversi, terutama jika mereka harus menunggu terlalu lama untuk memuat halaman.
Kecepatan loading sebuah halaman sangat penting dalam pengalaman pengguna dan CRO.
Setiap detik yang terlambat bisa mengurangi konversi secara signifikan.
Situs yang memuat lebih dari 3 detik cenderung memiliki tingkat bounce rate yang tinggi, dan pengunjung lebih cenderung meninggalkan situs tanpa melakukan pembelian.
Anda bisa menggunakan tools seperti Google PageSpeed Insights untuk mengukur dan meningkatkan kecepatan situsmu.
Selain itu, optimalkan gambar yang ada di situs Anda, gunakan caching, dan hindari penggunaan script berat yang memperlambat halaman.
Tools yang Direkomendasikan untuk Conversion Rate Optimization
Ada banyak tools yang dapat membantu untuk meningkatkan conversion rate (CRO).
Tools ini membantu Anda untuk menganalisis pengunjung situs, melakukan pengujian, mengoptimalkan elemen-elemen di halaman, dan akhirnya meningkatkan pengalaman pengguna sehingga konversi lebih tinggi.
Berikut adalah beberapa tools populer yang sering digunakan untuk CRO:
1. Google Analytics
Google Analytics adalah tools gratis yang memungkinkan Anda melacak dan menganalisis perilaku pengunjung di website Anda.
Dengan memahami data pengunjung, Anda bisa mengidentifikasi masalah pada situs dan area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan konversi.
Berikut adalah beberapa fitur utama yang dimiliki oleh Google Analytics:
- Melacak bounce rate, waktu rata-rata per sesi, dan conversions.
- Menganalisis funnel pengunjung untuk melihat di mana mereka meninggalkan situs.
- Melihat demografi pengunjung dan sumber trafik untuk memahami audiens lebih baik.

Dari screenshot di atas, kita bisa mengetahui berapa orang yang mengunjungi website, berapa yang klik dan berapa yang scroll sampai ke bagian bawah landing page.
Melalui data ini, kita bisa merencanakan perbaikan di masa depan agar conversion rate-nya jadi lebih tinggi.
2. Hotjar
Hotjar adalah tools yang digunakan untuk menganalisis perilaku pengguna di situs web melalui heatmaps, recording session, dan survei.
Tools ini membantu Anda memahami di mana pengunjung mengklik, berapa lama mereka tinggal di setiap bagian halaman, dan bagaimana mereka berinteraksi dengan elemen-elemen tertentu yang ada di halaman website Anda.
Hotjar memiliki beberapa fitur utama, yaitu:
- Heatmaps: Menunjukkan area yang paling sering di-klik, digulir, dan dilihat oleh pengunjung.
- Session Recording: Merekam sesi pengunjung untuk memahami perjalanan mereka di website.
- Feedback Polls: Mengumpulkan umpan balik langsung dari pengunjung untuk mengetahui mengapa mereka melakukan atau tidak melakukan konversi.
Begini contohnya:

3. Unbounce
Unbounce adalah tools untuk membuat landing page yang dioptimalkan untuk konversi.
Anda bisa membuat dan menguji berbagai versi landing page tanpa membutuhkan bantuan web developer.
Dengan drag-and-drop builder, Unbounce membuat pembuatan landing page lebih mudah dan lebih cepat.
Unbounce memiliki fitur utama berupa landing page builder yang memungkinkan Anda membuat landing page dengan mudah dan sudah tersedia berbagai template yang responsif.
Selain itu, Anda pun bisa melakukan A/B testing di landing page tersebut, Anda bisa tes CTA, desain hingga pesan yang Anda tulis di landing page tersebut.
4. Mailchimp (untuk Email Marketing)
Mailchimp adalah tools yang sangat baik untuk email marketing, dan sering digunakan untuk remarketing atau follow-up pengunjung yang belum melakukan konversi.
Dengan kampanye email yang dipersonalisasi, Anda dapat mendorong pengunjung kembali dan meningkatkan konversi.
Dengan Mailchimp, Anda dapat mengirim email otomatis berdasarkan perilaku pengunjung, seperti abandon cart email dan welcome email.
Selain itu, Anda juga dalam melakukan A/B testing dengan menguji subjek email, isi, dan desain untuk melihat apa yang paling efektif.
Anda pun dapat melakukan segemantaion, yaitu membagi audiens berdasarkan perilaku dan mengirimkan konten yang relevan.
Contoh Penggunaan:
Mengirimkan email pengingat kepada pelanggan yang meninggalkan keranjang belanja mereka atau memberikan diskon khusus kepada pelanggan yang belum kembali ke situs dalam beberapa minggu.
Ada banyak tools yang dapat membantu dalam Conversion Rate Optimization (CRO).
Dengan menggunakan alat yang tepat, kamu bisa lebih mudah menganalisis perilaku pengunjung, melakukan pengujian untuk meningkatkan elemen-elemen situs, dan mengoptimalkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Pilih tools yang sesuai dengan kebutuhan spesifik bisnismu, dan jangan lupa untuk selalu mengukur hasilnya!
Kesimpulan
Conversion rate adalah metrik yang sangat penting dalam digital marketing karena dapat menunjukkan sejauh mana kampanye atau website Anda berhasil mengonversi pengunjung menjadi pelanggan.
Dengan memahami cara menghitung conversion rate, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta strategi untuk meningkatkannya, Anda bisa membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan performa bisnis online Anda.
Jangan ragu untuk mulai mengimplementasikan strategi-strategi ini dan gunakan tools yang telah disebutkan untuk mengoptimalkan konversi Anda.
Mulailah dengan A/B testing, optimasi desain landing page, dan pemanfaatan data pengguna yang lebih baik.
Jika Anda membutuhkan bantuan lebih lanjut, silakah hubungi kami, Elevasi Digital siap membantu Anda meningkatkan nilai konversi bisnis Anda.